Rahsia Perbuatan Yang Disukai Allah dan Dibenci Iblis
- Dapatkan pautan
- X
- E-mel
- Apl Lain
Ketika Hati Menjadi Cermin Arasy:
Rahsia Perbuatan Yang Disukai Allah dan Dibenci Iblis
Satu Kupasan Futuhat al-Makkiyyah dalam Bahasa Tasawuf Moden
Pendahuluan: Suara Dalam Diri Manusia
Dalam karya Futuhat al-Makkiyyah, Ibn ‘Arabī menghuraikan satu hakikat besar dalam perjalanan rohani manusia: bahawa diri manusia sentiasa menjadi medan antara dua tarikan — tarikan Ilahi dan tarikan syaitani. Dua tarikan ini bukan sekadar teori metafizik, tetapi realiti psikologi, spiritual, dan eksistensial yang hadir dalam setiap nafas seorang insan.
Manusia bergerak antara jalb (tarikan) dan daf‘ (tolakan).
- Allah menarik hamba-Nya ke arah cahaya.
- Iblis menolak manusia ke arah kegelapan.
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah dia musuh.”
(Surah Fatir, 35:6)
“Allah adalah Pelindung bagi orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka daripada kegelapan kepada cahaya.”
(Surah al-Baqarah, 2:257)
Artikel ini ingin merungkai — dengan gaya tasawuf moden dan storytelling — apa yang Allah suka, apa yang iblis suka, dan bagaimana manusia berada di antara dua kecenderungan ini.
BAB 1: Perjalanan Seorang Murid – Kisah Ahmad dan Rahsia Guru Tua
Ahmad seorang pemuda biasa. Kerjanya stabil, hidupnya sederhana, tetapi hatinya resah. Sejak kebelakangan ini, dia dihimpit oleh dua suara yang bercanggah dalam dirinya:
- Satu suara lembut mengajaknya kembali kepada Allah.
- Satu suara lagi keras, tegas, penuh ego, menyeretnya ke arah kelalaian.
Dia bertemu seorang guru tua yang terkenal dengan ilmu makrifat. Guru itu bertanya:
“Wahai Ahmad, apakah yang paling engkau rasa tarikannya dalam hidup ini?”
Ahmad menjawab jujur:
“Kadang-kadang saya ingin dekat dengan Allah, tapi tiba-tiba saya mahu buat sesuatu yang saya sendiri malu untuk sebut…”
Guru itu mengangguk:
“Itulah medan pertempuran rohanimu. Jika engkau memahami apa yang Allah suka dan apa yang iblis suka, engkau akan nampak arah destinasi.”
Guru itu membuka kitab Futuhat al-Makkiyyah dan berkata:
“Hati manusia adalah cermin. Allah suka apa yang menjernihkan cermin itu. Iblis suka apa yang menghitamkannya.”
BAB 2: 10 Perbuatan Yang Allah Suka
Guru itu menulis di atas pasir — sepuluh amalan yang menjadi kegemaran Allah. Setiap satunya berakar pada al-Quran dan hadis, dan dihuraikan oleh ahli tasawuf:
- Taubat
Allah mencintai taubat kerana ia menunjukkan kembali hamba kepada pintu-Nya.“Allah sangat mencintai orang yang bertaubat.” — Hadis sahih, riwayat Muslim
Dalam tasawuf, taubat bukan sekadar berhenti dosa, tetapi kembali kepada fitrah nurani. - Tawaduk (Rendah Diri)
Kesombongan ialah kegelapan pertama iblis. Kerendahan diri adalah cahaya pertama seorang hamba.“Tidak akan masuk syurga orang yang ada sebesar zarah sifat sombong.” — Riwayat Muslim
- Taat
Solat, sedekah, amanah, halal-haram. Taat adalah jambatan yang menghubungkan manusia kepada Allah. - Sabar
Sabar bukan pasrah, tetapi kekuatan spiritual.“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
(Surah al-Baqarah, 2:153) - Syukur
Syukur mengikat hati kepada Allah. - Ikhlas
Amalan tanpa ikhlas ibarat jasad tanpa roh. - Zikir
Zikir menghidupkan hati yang mati.“Perumpamaan orang yang berzikir dan yang tidak berzikir seperti orang hidup dan mati.” — Riwayat Bukhari
- Kasih Sayang
Allah menjadikan rahmat sebagai pakaian hamba-Nya. - Memaafkan
Dalam tasawuf, memaafkan adalah pembebasan hati. - Menahan Marah
Orang yang menahan marah sedang memerangi nafsu — peperangan terbesar.
BAB 3: 10 Perbuatan Yang Iblis Sukai
- Sombong (Kibr) — sifat pertama dan paling awal iblis.
- Putus Asa
> “Janganlah kamu berputus asa daripada rahmat Allah.” (Surah az-Zumar, 39:53) - Dengki — melahirkan kebencian dan perpecahan.
- Lalai dari solat & zikir — pintu syaitan.
- Syahwat berlebihan — Ibn ‘Arabī menyebut sebagai “api yang menelan cahaya hati.”
- Marah tanpa kawalan — marah adalah api, iblis dari api.
- Riya’ (Menunjuk-nunjuk) — amalan kelihatan baik, hati mencari penonton.
- Menolak nasihat — hati tertutup tidak dapat menerima kebenaran.
- Kufur Nikmat — merasa semua dari usaha sendiri.
- Ilmu tanpa Adab — ilmu tanpa taat, punca kejatuhan.
BAB 4: Perkongsian Minat – Apa Yang Allah & Iblis Sama-Sama “Suka”
Guru menerangkan bahawa dari segi peristiwa, ada tiga perkara yang Allah dan iblis sama-sama “suka”, tetapi tujuan mereka berbeza:
1. Ujian
- ✔ Allah suka: menyucikan, mengangkat darjat, mendekatkan hamba kepada-Nya
- ✘ Iblis suka: manusia berputus asa, memaki takdir, ragu pada Allah
2. Dosa Kecil
- ✔ Allah suka: membuka pintu taubat, lembut hati, peningkatan spiritual
- ✘ Iblis suka: manusia ulangi, menjadi besar, menggelapkan hati
3. Kelemahan Manusia
- ✔ Allah suka: mendorong hamba bergantung, membuka pintu rahmat, menghapuskan ego
- ✘ Iblis suka: mudah digoda, mudah lalai, mudah ditipu
Guru itu menutup kitab: “Medan yang sama membawa dua natijah — satu ke syurga, satu ke neraka. Kamu yang menentukan arah.”
BAB 5: Kesimpulan Futuhat – Medan Antara Cahaya dan Asap
- Cahaya memanggil ke arah asal kejadian — Nur Ilahi.
- Asap menutup daripada melihat hakikat — Sifat Syaitani.
- Perkara yang Allah suka adalah pemurnian.
- Perkara yang iblis suka adalah penggelapan.
- Perkara di tengah — ujian, dosa kecil, kelemahan — boleh menjadi anak tangga naik atau jurang jatuh.
Perjalanan rohani bukan tentang baik atau jahat semata-mata, tetapi tentang kesedaran, kepekaan, dan pilihan harian untuk membuka pintu cahaya dan menutup pintu asap.
“Di antara dua tarikan, manusia memilih siapa yang dia ikut. Dan itulah takdirnya.”
- Dapatkan pautan
- X
- E-mel
- Apl Lain
Ulasan
Catat Ulasan