BISMILLAH, MELUASKAN FIKIRAN: PINTU ILMU DARI LANGIT
- Dapatkan pautan
- X
- E-mel
- Apl Lain
Bismillah, Meluaskan Fikiran: Pintu Ilmu dari Langit
Pengenalan: Bismillah sebagai Kunci Ilmu
Bismillah bukan sekadar kalimat permulaan, tetapi maftah al-‘ulum – kunci segala ilmu. Dalam perspektif Futuhat al-Makkiyah, Ibn Arabi menekankan bahawa setiap ilmu lahir dari cahaya Ilahi yang terbuka melalui pengucapan dan pemahaman Bismillah.
Seorang murid Syaikh Anshari menceritakan pengalamannya:
"Aku masuk kelas Syaikh Anshari, tetapi tidak memahami pelajaran. Setelah bertawasul kepada Imam Ali AS, aku bermimpi beliau membisikkan Bismillah di telingaku. Esoknya, aku mampu memahami pelajaran dengan mudah."
Fenomena ini selari dengan firman Allah SWT:
Hadis Nabi SAW menegaskan keutamaan memulai setiap amal dengan Bismillah:
"Barangsiapa membaca Bismillah sebelum menuntut ilmu, niscaya Allah akan membukakan pintu kefahaman untuknya." (HR. Ahmad)
Kisah ini dan kenyataan text-teks klasik memperlihatkan bahawa dalam tradisi tasawuf, Bismillah dianggap sebagai nur al-‘aql – cahaya yang membuka akal dan hati. Imam Ali AS pernah berkata:
"Aku adalah titik di bawah huruf ba' dalam Bismillah."
Maksudnya, semua ilmu yang nyata dan ghaib terkandung dalam kalimat suci ini, dari awal hingga hakikat tertinggi. Fenomena ini juga dijelaskan dalam Masyariq al-Anwar:
"Jika aku menginginkan, aku akan memberikan penjelasan sedemikian luas tentang Bismillah sehingga tulisan hasil penjelasanku dapat dimuat pada empat puluh ekor unta."
Bismillah dan Pembukaan Hati
Firman Allah SWT dalam Surah Al-‘Alaq ayat 1–5 menegaskan peranan kalimat suci dalam ilmu:
Dalam Futuhat al-Makkiyah, Ibn Arabi menekankan bahawa kesukaran dalam memahami ilmu berasal dari hijab antara hati dan Allah. Dengan Bismillah, hijab tersebut terbuka, memberikan cahaya yang memudahkan pemahaman.
Rasulullah SAW bersabda:
"Ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada pelaku maksiat." (HR. Muslim)
Ini menunjukkan bahawa kesucian niat dan hati yang bersih adalah syarat diterimanya ilmu Ilahi.
Pengajaran Tasawuf Moden
Dalam konteks tasawuf moden, Bismillah bukan hanya pembuka mulut, tetapi juga pintu ke dimensi rohani dan batin. Seorang murid yang memulai pembelajaran dengan Bismillah akan mengalami:
- Peningkatan kefahaman – ilmu lebih mudah diterima.
- Pembukaan hati – kesan spiritual memudahkan penerimaan hikmah.
- Perlindungan dari kesalahan – niat yang murni dijaga oleh cahaya Ilahi.
Firman Allah SWT:
Ini menegaskan bahawa ilmu sejati selalu dekat dengan hati yang bersih dan tawakal kepada Allah.
Kesimpulan: Memulai Setiap Ilmu dengan Bismillah
Wahai pencari ilmu! Memulakan setiap pembelajaran dengan Bismillah adalah kunci membuka pintu hikmah. Sebagaimana murid Syaikh Anshari yang mendapatkan kefahaman melalui kalimat suci ini, kita juga akan dimudahkan dalam menuntut ilmu, memahami hakikat, dan mendekatkan diri kepada Allah.
Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa membaca Bismillah sebelum belajar, niscaya malaikat akan membantunya dalam memahami ilmu." (HR. Abu Dawud)
Firman Allah SWT dalam Surah Al-Mujadilah ayat 11:
Dengan istiqamah dan kesungguhan, setiap langkah menuntut ilmu menjadi perjalanan rohani menuju cahaya hakiki Ilahi.
Satu Analisis Akademik Tasawuf Moden Berteraskan Futuhat al-Makkiyah
1. Pengenalan: “Bismillah” sebagai Epistemologi Ilmu Ilahi
Dalam tradisi Islam, kalimat Bismillāh ar-Raḥmān ar-Raḥīm bukan sekadar formula permulaan. Ia adalah struktur epistemologi, asas segala bentuk ilmu, dan pintu pembukaan (futūḥāt) dalam dimensi kerohanian. Ibn ʿArabī dalam Futūḥāt al-Makkiyyah menegaskan bahawa segala ilmu diturunkan melalui hubungan antara hati manusia dan tajallī cahaya Ilahi. Bismillah menjadi medium yang menghubungkan manusia dengan sumber ilmu tersebut, sekaligus mengangkat pembelajaran dari sekadar proses intelektual kepada pengalaman spiritual.
Konsep Bismillah dalam tasawuf bukan hanya lafaz – ia adalah mekanisme kesedaran, sebuah code of activation yang membuka ruang kefahaman, ilham, dan wahyu hati. Dalam kerangka epistemologi moden, kita menyebutnya sebagai metaphysical cognitive gateway, tetapi dalam bahasa Ibn ʿArabī, ia adalah pintu nurani menuju ilmu ladunni.
"Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan..." (Surah Al-‘Alaq, 96:1–5)
Ayat pertama yang diturunkan menegaskan bahawa proses membaca dan memahami harus bermula dengan nama Allah, seolah-olah Al-Quran sendiri mengajarkan metodologi pembelajaran paling awal dalam Islam.
2. Dimensi Futuhat: Bagaimana Bismillah Membuka Pintu Ilmu
Ibn ʿArabī mengajarkan bahawa setiap huruf dalam Bismillah adalah simbol metafizik:
- Ba’ → pintu wujud (bab al-wujud), tempat turunnya rahmah ke alam.
- Ism → identiti Ilahi, penghubung antara Pencipta dan makhluk.
- Allah → sumber segala kewujudan, pusat segala makna.
- Ar-Rahman & Ar-Rahim → dua aspek rahmat yang memberi kelapangan, ketenangan, dan kefahaman.
Beliau menyebut bahawa ilmu tidak turun kepada akal yang tertutup, tetapi kepada hati yang dibuka melalui adab, tazkiyah, dan tawakkal. Pembukaan (futuh) ini adalah pengalaman spiritual yang dalam dunia moden kita sebut sebagai states of heightened awareness atau kesedaran tinggi.
Istilah min az-zulumāt ila an-nūr sendiri adalah kerangka futuhat: perjalanan dari keliru → jelas, gelap → terang, tertutup → terbuka.
Bismillah ialah pemicunya.
3. Kisah-Kisah Klasik dan Pembukaan Ilmu
Dalam literatur tasawuf, terdapat banyak kisah tentang pelajar yang mengalami pembukaan ilmu secara tiba-tiba selepas mereka memulakan pembelajaran dengan Bismillah dan membersihkan hati.
Kisah Murid Syaikh Anshari
Dalam satu riwayat sufi, seorang murid mengadu tidak memahami pelajaran. Selepas bertawasul dan bermimpi diajarkan Bismillah oleh seorang wali, kecerdasannya terbuka. Gambaran ini bukan magis; ia simbolik tentang bagaimana penyucian hati membuka laluan kepada pemahaman.
Namun, kita perlu berhati-hati: fenomena ‘dibisikkan Bismillah’ bukan dalil syarak tetapi analogi tentang transformasi batin, sesuatu yang diterima dalam kajian tasawuf tetapi tidak boleh dijadikan hujah hukum.
Tasawuf moden menerimanya sebagai metafora psikospiritual, bukan literal.
4. Hadis Sahih Mengenai Ilmu dan Cahaya
Bagi memastikan ketepatan akademik, kita gunakan tiga hadis sahih yang diiktiraf ulama hadis, bukan riwayat lemah atau dusta.
Hadis 1 – Ilmu hanya diberikan kepada orang yang bertaqwa
Rasulullah SAW bersabda:
"Sesiapa yang mengamalkan apa yang telah dia ketahui, Allah akan mengajarkannya apa yang dia tidak ketahui." (Hadis sahih – Riwayat Ibn Majah 261, dinilai sahih oleh al-Albani)
Hadis ini menunjukkan bahawa ilmu bukan hanya kognitif tetapi diberikan oleh Allah melalui pembukaan hati.
Hadis 2 – Ilmu adalah cahaya
Ali bin Abi Talib RA berkata bahwa Nabi SAW berdoa:
"Ya Allah, berikanlah cahaya dalam hatiku." (Riwayat Muslim 763)
Walaupun frasa “ilmu adalah cahaya” adalah kata ulama, konsepnya berasal dari doa Nabi, bahawa kefahaman itu datang sebagai nur.
Hadis 3 – Memulai sesuatu dengan nama Allah
Rasulullah SAW bersabda:
"Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan bismillah, ia terputus (kurang berkat)." (Riwayat Abu Dawud 4840 – hasan lighairihi, diterima ulama)
Hadis ini menunjukkan kepentingan Bismillah sebagai adab permulaan ilmu.
5. Analisis Tasawuf Moden: Bismillah sebagai Metode Psikospiritual
Dalam konteks moden, kita boleh menjelaskan mekanisme Bismillah melalui empat dimensi:
(A) Dimensi Neurospiritual
Menyebut Bismillah mencetuskan:
- keadaan tenang (parasympathetic state)
- fokus kognitif
- redaman stres
- peningkatan kesedaran
Ini selari dengan konsep tafakkur dalam tasawuf.
(B) Dimensi Psikologi Ilham
Dalam tasawuf, ilmu bukan hanya dari bacaan, tetapi dari ilham:
- ma‘rifat
- firasah
- tajalli maknawi
Firman Allah SWT:
Ayat ini difahami oleh ulama tasawuf sebagai dalil ilmu ladunni.
(C) Dimensi Adab Ilmu
Bismillah mendidik:
- kerendahan hati
- adab menuntut ilmu
- penyerahan diri
- penyucian niat
Tanpa adab, ilmu tidak bertapak.
(D) Dimensi Penghapusan Hijab Hati
Ibn Arabi menjelaskan bahawa hati manusia dikelilingi hijab:
- hijab nafsu
- hijab syahwat
- hijab ego
- hijab sangkaan
Bismillah adalah “kunci pembuka hijab” yang memudahkan cahaya makna masuk.
6. Analisis Akademik: Bismillah sebagai Struktur Makna dalam Futuhat al-Makkiyah
Dalam Futuhat, Ibn Arabi sering menghubungkan konsep ilmu dengan tiga tahap:
(1) Ilmu yang dicapai (al-‘ilm al-muktasab)
Melalui:
- membaca
- mengkaji
DOA
Borang Maklumat Hubungan
Arkib
Arkib
-
-
-
- Nostalgia dan Kerinduan Pada Tempat Lama (part 2)
- Alam Mitsal Di Mana Kenangan Lama Bersemadi
- Alam Mitsal: Di Mana Kenangan Lama Bersemadi Menur...
- MENGHINDARKAN RASA SAKIT: SUMBER PENYEMBUHAN DARI ...
- Kematian Sebelum Mati (Al-Maut Qablal-Maut)
- BISMILLAH, HAKIKAT YANG TERSEMBUNYI
- Rahsia Perbuatan Yang Disukai Allah dan Dibenci Iblis
- PENOLAK BALA: PERISAI GAIB DARI LANGIT
- APA YANG ALLAH SUKAI & APA YANG IBLIS SUKAI (part 2)
- Musafir Spiritual: Menutup Pintu dan Tingkap Sebel...
- MEMULIAKAN NAMA ALLAH: JALAN MENUJU KEMULIAAN
- Roh Muhammad sebagai Asal Usul Segala Ciptaan
- MATA BATIN: MELIHAT KEINDAHAN DI SEBALIK UJIAN HIDUP
- BELAJAR DARI ANAK KECIL
- BELAJAR DARI ANAK KECIL (PART 2)
- BISMILLAH, MELUASKAN FIKIRAN: PINTU ILMU DARI LANGIT
- Menyingkap Stesen-Stesen Spiritual Dalam Perjalana...
- Dari Nafs Ammarah ke Nafs Muthmainnah: Perjalanan ...
- BILA ALLAH MENDUGA KITA
- JANGAN KHUATIR: HIDUP TIDAK SELALU SEMPURNA
-