Day 19: Nafsu Yang Menipu
- Dapatkan pautan
- X
- E-mel
- Apl Lain
Day 19: Nafsu Yang Menipu
"Nafsu ni penipu yang handal. Dia janji keseronokan, bagi kepuasan segera. Tapi bila kita turut, yang tinggal hanya kekosongan dan penyesalan. Macam minum air laut, semakin minum, semakin haus."
Hari ini, aku hampir-hampir terjebak lagi. Namun tiba-tiba muncul kekuatan kecil yang menolak aku untuk mundur. Mungkin itu adalah bantuan dari Tuhan yang kita tak nampak. Aku sedar, melawan nafsu bukan dengan kekuatan sendiri, tetapi dengan merayu pada Yang Punya Kekuatan. "Ya Allah, aku lemah, tolonglah aku."
Pengantar: Bisikan di Pinggir Jurang
Catatan harian ini adalah gema universal para salikin yang merasakan betapa licin dan berlikunya jalan menuju Allah. Pengakuan jujur, "Hari ni, aku hampir-hampir terjebak lagi," menunjukkan detik-detik genting di medan peperangan terbesar; jihad al-akbar.
Bahagian 1: Memahami Sang Penipu – Nafsu Dalam Psikologi dan Tasawuf
Nafsu (an-nafs) bukan entiti jahat mutlak, tetapi sebuah "diri" yang memiliki kecenderungan ganda. Al-Quran membahagikannya kepada tiga tahap utama:
- Nafsu Ammarah (النفس الأمارة) – mendorong kepada kejahatan, "penipu handal" dalam catatan kita.
- Nafsu Lawwamah (النفس اللوامة) – menyesal dan mencela diri ketika melakukan kesalahan, suara hati atau conscience.
- Nafsu Mutmainnah (النفس المطمئنة) – tenang dalam ketaatan kepada Allah, destinasi akhir perjalanan rohani.
Dalam Futuhat Al-Makkiyyah, Ibn 'Arabi menjelaskan bahawa nafsu bukan musuh yang harus dimusnahkan, tetapi kuda liar yang harus ditunggangi. Jika diarahkan kepada Allah, ia menjadi kenderaan tercepat untuk sampai kepada-Nya.
Ayat Al-Quran:
- Surah Yusuf (12):53 – mengingatkan bahawa bahkan Nabi Yusuf pun mengakui bahaya Nafsu Ammarah.
- Surah Asy-Syams (91):7-10 – menekankan dua potensi nafsu: fasik dan takwa. Kejayaan bergantung pada proses tazkiyatun nafs.
- Surah Al-Fajr (89):27-30 – menyatakan destinasi nafsu yang tenang: Mutmainnah kembali kepada Tuhan dengan reda dan diredai.
Bahagian 2: Mekanisme Penipuan Nafsu & Kekuatan Kecil yang Menyelamatkan
Nafsu menipu dengan beberapa cara:
- Menjanjikan kepuasan abadi dari sesuatu yang fana, seperti "minum air laut".
- Mengecilkan dosa dengan bisikan "Ini cuma sekali je".
- Menunda-nunda taubat dengan bisikan, "Berseronok dulu, bertaubat esok masih ada masa".
"Kekuatan kecil" yang mendorong kita mundur adalah Latha'if al-Isyarah atau lintasan hati (Al-Khatirat) dari malaikat, manifestasi rahmat dan pertolongan Allah.
Hadis Sahih:
- HR. Bukhari & Muslim: "Ketahuilah, di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh jasad. Jika ia rosak, maka rosaklah seluruh jasad. Ketahuilah, ia adalah hati (qalb)."
- HR. Muslim: "Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah... Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu, minta tolonglah kepada Allah dan jangan lemah."
- HR. At-Tirmidzi: Allah berfirman, "Selagi engkau berdoa dan mengharap kepada-Ku, nescaya Aku ampuni dosa-dosamu..."
Bahagian 3: Tiga Perspektif Ulama Tasauf
- Imam Al-Ghazali – Mujahadah dan Riyadhah: Latihan rohani berterusan untuk memerangi nafsu.
- Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani – Fana' dan Baqa': Berserah sepenuhnya kepada Allah untuk mengalahkan nafsu.
- Ibnu 'Atha'illah As-Sakandari – Tawakkal dan Berserah Diri: Mengaku kelemahan diri dan bergantung kepada Allah.
Bahagian 4: Refleksi Diri
Kekuatan kecil muncul dalam kehidupan seharian: saat marah hampir meledak, saat malas menguasai, atau ingin berkata-kata kotor. Bisikan halus seperti, "Dia juga manusia, mungkin sedang ada masalah," menyelamatkan kita dari perbuatan dosa. Ia adalah bukti anugerah Allah.
Penutup & Doa
Perjalanan memerangi nafsu penipu adalah seumur hidup. Setiap kemenangan membuka pintu makrifat, mengenal Allah dan diri sendiri. Intipatinya: melawan nafsu bukan dengan kekuatan sendiri, tapi dengan merayu pada Yang Punya Kekuatan.
Ya Allah, Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengasihani,
Segala puji bagi-Mu, yang menghantar "kekuatan-kekuatan kecil" untuk menyelamatkan hamba-Mu yang lemah dari jurang tipu daya nafsu.
Bersihkan hatiku dari kecintaan pada dunia yang fana.
Terangilah mataku agar dapat melihat jebakan nafsu sebelum terjebak.
Hakimkan telingaku untuk mendengar bisikan malaikat-Mu, dan pekakkan ia dari jeritan nafsu.
Ya Allah, aku ini lemah. Kekuatanku hanyalah ilusi. Pertolonganku hanyalah bayangan.
Maka kuatkanlah aku dengan kekuatan-Mu. Tolonglah aku dengan pertolongan-Mu.
Jadikan setiap hembusan nafasku sebagai zikir untuk-Mu, setiap detak jantungku sebagai cinta kepada-Mu, dan setiap langkahku di jalan redha-Mu.
Wahai Dzat Yang Maha Kaya dari segala kekurangan, kurniakanlah kepadaku kekayaan jiwa berupa rasa cukup dengan-Mu.
Amin, ya Rabbal 'alamin.
- Dapatkan pautan
- X
- E-mel
- Apl Lain
Ulasan
Catat Ulasan