PROSES PENCIPTAAN HAKIKAT NUR MUHAMMAD
- Dapatkan pautan
- X
- E-mel
- Apl Lain
PROSES PENCIPTAAN HAKIKAT NUR MUHAMMAD
Dalam Tafsiran Sufi Kontemporari
Hakikat spiritual yang dikenal sebagai "Ruhul Azhom" atau "Roh Yang Agung" dalam tradisi tasawuf merujuk kepada manifestasi awal cahaya Ilahi (Nur) yang menjadi asal-usul spiritual Nabi Muhammad SAW—sumber segala keberadaan dan rahmat bagi semesta.
Menurut satu riwayat sufistik, Allah menciptakan "Pohon Pengetahuan Hakiki" (Syajaratul Yaqin) yang memiliki empat dahan utama, melambangkan kesempurnaan dan keseimbangan alam. Di atas pohon ini diletakkan Hakikat Nur Muhammad—diibaratkan seekor burung merak agung yang terbentuk dari mutiara putih bersih. Selama tujuh puluh ribu tahun, Nur ini terus-menerus bertasbih mensucikan Nama Ilahi.
Kemudian Allah memperlihatkan "Cermin Kesadaran Sejati" (Mir'atul Hayat). Ketika Nur Muhammad memandang ke dalam cermin tersebut, terpantullah wajahnya yang penuh kesempurnaan. Rasa hormat dan malu kepada Sang Pencipta membuatkan peluhnya mengalir menjadi enam titisan suci:
- Titisan pertama: melahirkan ruh Abu Bakar As-Siddiq
- Titisan kedua: memancarkan ruh Umar Al-Khattab
- Titisan ketiga: menurunkan ruh Utsman bin Affan
- Titisan keempat: mengalirkan ruh Ali bin Abi Thalib
- Titisan kelima: menjelma sebagai bunga mawar, simbol keindahan abadi
- Titisan keenam: berubah menjadi padi, lambang kemakmuran
Nur Muhammad kemudian melakukan lima kali sujud—menjadi asal-usul spiritual kewajipan solat lima waktu bagi Rasulullah dan pengikutnya. Ketika Allah memandang Nur Muhammad dengan kasih sayang, memancarlah peluh daripadanya yang menciptakan:
- Peluh kepala: Seluruh malaikat
- Peluh wajah: Singgahsana Ilahi (Arasy), Kursi, Lauh Mahfuz, Qalam, matahari, bulan, dan seluruh cakerawala
- Peluh dada: Para Nabi, Rasul, ulama, syuhada, dan orang-orang soleh
- Peluh punggung: Baitul Makmur, Ka'abah, Baitul Maqdis, dan seluruh tempat ibadah
- Peluh alis: Umat beriman lelaki dan perempuan
- Peluh telinga: Jiwa-jiwa yang menolak kebenaran
- Peluh kaki: Bumi dengan segala kekayaannya
Firman Allah bergema: "Wahai Hakikat Muhammad, pandanglah sekelilingmu!" Maka memancarlah cahaya-cahaya suci di sekitarnya—cahaya para sahabat utama: Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali.
Setelah itu, Nur Muhammad bertasbih lagi selama tujuh puluh ribu tahun. Daripadanya tercipta cahaya para Nabi, dan dari esensi spiritual Muhammad terpancarlah ruh para Nabi beserta umat mereka. Ruh orang beriman dicipta langsung dari hakikat spiritual Baginda. Semua ruh pun bersaksi:
لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّٰهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ ٱللَّٰهِ
"Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah Utusan Allah."
Allah menciptakan sebuah lentera spiritual dari batu aqiq merah tembus pandang. Wajah hakiki Muhammad ditempatkan di dalamnya, berdiri dalam keadaan solat, dikelilingi ruh para Nabi yang bertasbih selama seribu tahun. Kemudian Allah memerintahkan semua ruh untuk memandang hakikat Muhammad. Mereka yang memandang:
- Kepalanya: Akan menjadi pemimpin umat
- Dahinya: Akan menjadi pemerintah yang adil
- Matanya: Akan menghafal Kitab Suci
- Alisnya: Akan menjadi seniman kreatif
- Telinganya: Akan menjadi pendengar bijak
- Pipinya: Akan menjadi ahli kebajikan
- Bibirnya: Akan menjadi penasihat utama
- Hidungnya: Akan menjadi ahli hukum dan perubatan
- Mulutnya: Akan menjadi ahli ibadah
- Giginya: Akan dikurniakan rupa yang indah
- Lidahnya: Akan menjadi diplomat ulung
- Tenggorokannya: Akan menjadi pendakwah
Mereka yang tidak memandang apa-apa akan menjadi golongan yang tersesat. Yang buta spiritual sepenuhnya seperti Firaun dan Namrud—mereka yang mengaku ketuhanan.
Pola Penciptaan Manusia Berdasarkan Nama
Bentuk "AHMAD":
- Berdiri lurus seperti Alif
- Rukuk rendah seperti Ha
- Sujud sempurna seperti Mim
- Duduk khidmat seperti Dal
Bentuk "MUHAMMAD":
- Kepala bulat seperti Mim pertama
- Badan tegak seperti Ha
- Perut lembut seperti Mim kedua
- Kaki kuat seperti Dal
Golongan ingkar tidak akan dibakar dalam bentuk asal manusia yang mulia, tetapi diubah menjadi bentuk yang hina sebelum memasuki neraka.
Rujukan & Nota Ilmiah
- Buku asli "Daqoiqul Akhbar" karya Imam Abdirrahim bin Ahmad Al-Qadhiy (abad ke-5 Hijriah)
- Terjemahan "Rahasia Alam Ghaib dan Alam Akhirat" oleh Musa Turoichan Al-Qudsiy, Penerbit Ampel Mulia, Surabaya, Cetakan Pertama 1424 H/2003 M
Nota Ilmiah & Psikospiritual: Tulisan ini berpijak pada karya tasawuf klasik seperti Daqāiq al-Akhbār, yang telah dibaca selama ratusan tahun sebagai bahasa simbolik, bukan akidah wajib. Tujuannya membuka tafaqquh batin—memahami kemuliaan Nabi sebagai sumber rahmat, serta perjalanan jiwa manusia menuju kesedaran Ilahi. Hikmah diambil, bukan huruf; makna, bukan bentuk.
Akhirnya, hanya Allah Yang Maha Mengetahui hakikat segala sesuatu. Kita sekadar mengambil cahaya daripada kisah — bukan menggantikan wahyu.
- Dapatkan pautan
- X
- E-mel
- Apl Lain
Ulasan
Catat Ulasan